Wednesday, July 8, 2015

Belajar Pada Hamka dan Platon tentang Puasa


Oleh: Fauzan Anwar Sandiah

Buya Hamka, seorang ‘Ulama besar penulis kitab Tafsir Al-Azhar juga berujar bahwa bulan ramadhan merupakan bulan istimewa. Hamka, kira-kira berujar begini, “Tidak ada waktu di mana orang-orang dapat ikhlas menjalankan perintah untuk menunda makan-minum, serta nafsu seperti saat bulan ramadhan”. Hamka melanjutkan pendapatnya seraya sedikit mengaku jenaka “saya saja kalau diminta menahan minum kopi susu di pagi hari terasa berat..Di tengah keinginan badaniah, aturan-aturan tertentu membuat manusia berkehendak sebaliknya. Dari kehendak yang seharusnya dia penuhi; jika lapar maka makan, jika haus maka minum, manusia melakukan yang sebaliknya yakni puasa. Dinamika internal demikian sangat dekat dengan deskripsi jiwa ala Platonian.
Dalam tulisan ini akan dibahas secara singkat mengenai dinamika puasa menurut tinjauan jiwa ala Platon dan Hamka. Pertanyaan umum yang akan melandasi tulisan ini adalah bagaimana menjelaskan puasa menurut konsep jiwa Platon dan Hamka?. Bagaiamana puasa sebagai konsep “menahan kehendak nafsu-nafsu” dapat menjadi jalan untuk meneliti dinamika jiwa internal manusia ala tripartisi Platon dan konsep jiwa menurut Hamka?. Platon dan Hamka menekankan tentang kemampuan manusia melampaui apa-apa yang mengikat dirinya. Makan, minum, serta hasrat seksual adalah apa-apa yang mengikat manusia. Ketiga jenis aktivitas alamiah manusia tersebut integral dengan hasrat-hasrat dasariah, sehingga tidak jarang kita jumpai beberapa pemikiran menekankan pentingnya latihan untuk mengontrolnya. Platon misalnya mengatakan bahwa jiwa (psukhe) adalah gerakan, dan gerakan tersebut adalah tiga hal yakni, epithumia (nafsu-nafsu rendah)thumos (jiwa yang agresif), dan logistikon (jiwa rasional) (A. Setyo Wibowo, 2010: 36).
Sekilas Tentang Platon dan Hamka
Platon, seorang filsuf Yunani lahir di Athena tahun 428/427 SM dengan nama asliAristokles. Sedangkan nama Platon berasal dari guru olahraganya (A. Setyo Wibowo, 2010: 16). Sebagai salah-satu murid yang pernah belajar selama 8 tahun pada Sokrates, Platon dikenal sebagai filsuf yang menggambarkan figur Sokrates sebagai “tidak tahu apa-apa”. Dalam hal ini, Platon memegang peranan penting dalam proses penciptaan citra Sokrates yang demikian. Di Indonesia, nama Platon mungkin terdengar asing, karena lazimnya disebut Plato. Pada tahun 387 SM Platon merupakan mendirikan lembaga pendidikan yang bertahan hingga 9 abad lamanya, yakni Academia. Hingga hari ini, Plato dianggap sosok yang sangat penting dalam diskusi-diskusi seputar iman dan akal. Abad 12 misalnya, dianggap sebagai abad di mana gaya Platonian sangat kuat dalam diskursus tentang iman dan akal yang menyatu (Franz Magnis-Suseon, 2005:15).
Platon seorang filsuf yang menekankan pentingnya hidup berkeutamaan, yakni kemampuan mengontrol jiwa selaras dengan pencerahan rasio. Menurut Platon,manusia selalu terarah pada kebaikan, namun kebaikan itu sendiri memiliki nilai yang benar-benar baik. Misalnya manusia dengan alat dirinya selalu melakukan kebaikan yakni kapasitas untuk menggunakannya sebagai alat mendengar, alat melihat, alat merasa, alat berbicara. Tetapi kenyataannya, nafsu-nafsu rendah manusia selalu mengarahkan kemampuan inderawi tersebut kepada hal-hal yang tidak selalu benar-benar baik. Kadang-kadang mata sebagai alat melihat digunakan keutamaannya untuk membuat pertimbangan terhadap status seseorang melalui pakaian. Kadang kita melihat seseorang secara brutal melalui cara berpenampilannya, atau melalui atribusi fisik lainnya. Dalam hal demikian, Platon menyarankan manusia untuk “merawat jiwanya”. Karena, terdapat pra-eksistensi manusia berupa jiwa-murni di alam baka, jauh sebelum manusia lahir ke bumi. Pada saat itu manusia berupa jiwa-murni kemudian turun ke bumi, dan bersemayam di dalam daging yang fana.
Kata filsafat menurut Platon adalah “kebaikan yang datang dari para dewa”. Platon mengasumsikan manusia sebagai makhluk yang terdorong untuk menyerupai para dewa, atau juga yang-Ilahiah. Manusia adalah makhluk mortal dan penuh dengan rangkaian kehidupan yang tidak mudah. Sehingga, manusia mendamba kehidupan dewa yang abadi dan penuh kebahagiaan. Hasrat manusia tersebut membuat yang-Ilahi menghadiahkan rasio untuk manusia. Ketika manusia dianugerahi rasio, dia menjadi makhluk yang sepenuhnya paradoks. Pada satu sisi, dirinya tahu bahwa dirinya adalah makhluk yang tidak dapat sempurna berpengetahuan. Sedangkan pada sisinya yang lain, dia ingin mendekati keilahian dengan pencarian ilmu pengetahuan. Oleh karena itu filsafat bagi Platon adalah “bergerak menjadi”, dalam hal ini Setyo Wibowo (2010:27) menyebut definisi Platon sebagai “mengabaikan dirinya sendiri”. Dengan demikian menurut Platon hanya berfilsafatlah kegiatan yang sesuai dengan martabat manusia (Franz Magnis-Suseon, 2005:107).
Setyo Wibowo menggambarkan periode konteks di mana Platon lahir yakni sebagai “Athena yang demokratis pelan-pelan meredup”. Demokrasi Athena yang perlahan meredup itu juga pada akhirnya terkait dengan kenyataan pahit bagi Platon saat gurunya, Sokrates dihukum mati.
Hamka merupakan nama pena dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Hamka dikenal sebagai seorang ‘Ulama, Jurnalis, Sastrawan, Filsuf, Aktivis, Sejarahwanhingga Politisi. Berbagai macam atribusi tersebut melekat pada Hamka karena dua sebab. Pertama, Hamka pada dasarnya memang seorang yang memiliki perhatian luas terhadap berbagai hal. Oleh sebab perhatian yang luas tersebut, tidak jarang Hamka menulis dan mengkaji berbagai persoalan. Dari sisi publikasi karya, Hamka sudah menerbitkan sekitar 118 karangan dalam bentuk buku dan artikel. Atribusi sebagai seorang ‘Ulama melekat pada Hamka karena beragam sebab, karangan intelektualnya sebagai seorang ‘Ulama dikenal luas. Salah-satu yang dianggap paling monumental adalah Tafsir Al-Azhar. Kitab tafsir itu bahkan sedemikian populer hingga hari ini. Dan disebut-sebut sebagai kitab tafsir pribumi yang terbaik dan teliti (bebas) dari berbagai kontroversi historis.
Sebab kedua, atribusi atau gelar tersebut diperoleh melalui hasil kajian terhadap tulisan-tulisan Hamka. Ketika Hamka disebut sebagai “filsuf”, salah-satu karangan ilmiah yang menyebut itu ialah karya Abdul Haris dengan Etika Hamka(2010)Pembuktian terhadap pemikiran etika Hamka memberikan kita penjelasan mengenai posisi Hamka dalam berbagai tulisannya. Misalnya Tasawiuf Modern, Falsafah Hidup, Pandangan Hidup Muslim, dan beberapa karangan lainnya.
Hamka lahir di Maninjau Sumatera Barat pada tanggal 17 Februari 1908, dan wafat pada tahun 1981. Hamka hidup dalam tiga masa yang berbeda. Pertama, Hamka hidup pada masa kolonial. Hamka hidup pada momen kebangkitan gerakan Islam dan gerakan nasionalisme yang sedang menguat di Indonesia.Kedua, Hamka hidup pada masa transisi antara masa kolonial Belanda, Jepang, menuju ke masa proklamasi Indonesia. Ketiga, Hamka hidup dalam masa di mana pergolakan antara rezim Soekarno dan rezim Soeharto. Konteks historis antara ketiga waktu tersebut hanya cara sederhana untuk membagi situasi sosial-budaya hingga ekonomi-politik Indonesia saja. Lebih daripada itu, ada konteks tertentu yang dapat diperhatikan secara terperinci. Satu hal penting untuk memperhatikan konteks historis ini terletak pada kemungkinan kita untuk memahami pemikiran Hamka dalam bidang filsafat.
Titik Temu Platon dan Hamka
Antara Platon dan Hamka terdapat dua hal yang mirip. Pertama, Platon dan Hamka sama-sama memberikan penekanan pada aktivitas “merawat jiwa”. Platon digambarkan sebagai filsuf yang memberi penekanan penting terhadap aktivitas merawat jiwa sebagai konsekuensi logis dari nilai tinggi jiwa rasio manusia. Hamka, sebagaimana yang tampak paling tidak dalam tiga karangannya; Tasauf Modern, Falsafah Hidup, dan Lembaga Hidup juga menekankan pentingnya merawat jiwa.
Hamka dalam Pelajaran Agama Islam (1996:xi) menyatakan:
“Maka banyak soal-soal yang tidak dapat dicarikan jawabnya manusia dengan usahanya sendiri..karena perjalanan akal dan fikiran itu terbatas..alat-alat (akal dan fikiran, pen) yang ada pada manusia tidak cukup buat melampaui batas itu..sedang manusia masih tetap ingin hendak sampai ke sana.”
Kedua, Platon dan Hamka sama-sama memiliki perhatian terhadap proses mendidik jiwa sebagai konsekuensi dari proses merawat jiwa.
Ketiga, Platon dan Hamka memiliki definisi yang serupa berkaitan dengan arti rasio atau akal. Bagi Platon, rasio adalah sais yang mengikat atau mengendalikan kereta kuda yang diseret oleh dua jenis kuda berbeda. Kuda hitam (epithuma) dan kuda putih (thumos) mewakili sifat yang berbeda-beda. Kuda hitam mewakili nafsu-nafsu rendah seperti makan, minum, dan seks. Sedangkan kuda putih mewakili hasrat harga diri. Hamka juga mengartikan rasio atau sebagai “ikatan”. Hamka dalam Falsafah Hidup (2015:16) berkata “(akal) ibarat tali yang mengikat unta..tali mengikat unta supaya tidak lari, akal manusia mengikatnya pula supaya tidak lepas mengikuti hawa nafsu”. Memang Platon mengatakan akal sebagai “sais”, sedangkan Hamka menyebutnya dengan “ikatan” atau “tali”. Pengandaian itu bermuara pada satu kesan tunggal, yakni; akal atau rasio sebagai “pengendali”.Berkaitan dengan rasio atau akal, Platon mengalamatkan asalnya dari “pemberian dewa” atau “pemberian yang-Ilahi”. Hamka juga menyatakan bahwa asal dari rasio atau akal ialah “inayah dari Allah”.
Keempat, antara Platon dan Hamka memandang jiwa manusia selalu dalam kondisi konflik internal. Hamka menyatakan “akal dan hawa, dua kekuatan yang bertempur di dalam diri kita” (Falsafah Hidup, 2015:59).
Puasa Seorang Platonian
Tripartisi jiwa tersebut disinggung seperlunya guna menjelaskan tentang konflik-konflik diri manusia. Konflik antara jiwa-jiwa yang bertentangan. Misalnya, saat diri menginginkan makan dan minum, tetapi aturan ketaatan memerintahkan kita untuk menundanya. Konflik antara tiap diri tersebut dijelaskan oleh Platon melalui tripartisi jiwa.
Maksud puasa, menurut Hamka adalah “supaya hubungan dengan Tuhan terpelihara”. Apakah hubungannya dengan pengendalian tripartisi jiwa?. Puasa merupakan “perbuatan” atau aktivitas yang dapat meneguhkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dalam konteks demikian, Hamka hendak menjelaskan makna laallakum tattaqun. Keteguhan jiwa pada yang Ilahi dijelaskan oleh Hamka saat manusia insyaf bahwa yang dapat memerintah dirinya hanyalah yang Ilahi. Dan saat keinsyafan itu mengantarkan manusia taat berpuasa, timbul dalam dirinya perasaan kebersamaan dengan Tuhan, sehingga hubungannya semakin kokoh. Dengan berpuasa, manusia dapat menguasai jiwa, sehingga hubungan dengan Tuhan terpelihara.
Kunci hidup Arete atau Excellent menurut Platon tergambar dengan jelas melalui kalimat sederhananya “kenalilah dirimu, dan jangan berlebih-lebihan” (A. Setyo Wibowo, 2010: 31). Pembahasan mengenai tripartisi jiwa Platonian berangkat dari pertanyaan seputar diri yang hendak dikenali oleh manusia. Penyelidikan tentang diri, menjadi pertanyaan yang terus menimbulkan minat. Letak penting mengenali diri melalui apa yang kita sebut jiwa disebabkan oleh peran penting jiwa terhadap keputusan-keputusan manusia. Jiwa adalah semacam agen moral dan rasional yang menentukan keputusan-keputusan manusia. Sehingga, menjadi sangat penting bagi setiap orang untuk mengenal dan merawat jiwanya supaya keputusan-keputusan hidup dapat diarahkan pada peningkatan kualitas-kualitas manusia.
Saat manusia lapar dan haus, ada yang merasa menderita rasa kurang. Itu bukan “apa”, “siapa”, atau “sesuatu”, melainkan kodrat. Platon menghindari penggunaan atribusi materi untuk menjelaskan jiwa. Oleh karena itu, untuk menjelaskan peristiwa lapar dan haus pada manusia, Platon menjelaskan makna jiwa sebagai “dia yang menggerakkan dirinya sendiri” (autokineton). Dalam perkara puasa, saat manusia menderita lapar atau haus, peristiwa di dalam dirinya tidak sekedarkebutuhan untuk memperbaiki sel mati, atau memberikan asupan nutrisi bagi tubuh. Melainkan juga aktivitas konflik internal. Saat manusia lapar, haus, atau menginginkan aktivitas seksual, dia tidak dapat mensegerakannya. Alasan di balik penundaan manusia tersebut menjelaskan bahwa terdapat dorongan-dorongan tertentu yang menentukan pilihan manusia. Misalnya, karena perintah agama untuk berpuasa, maka orang yang lapar atau haus akan memutuskan menunggu waktu berbuka puasa. Dorongan-dorongan tersebut mencegah seorang yang berpuasa untuk segera menegak segelas air atau menyantap soto ayam.  
Contoh orang berpuasa untuk menjelaskan tripartisi jiwa termasuk konflik-konfliknya cukup menjanjikan. Saat orang berpuasa, rasa lapar, rasa haus, dan keingingan untuk menunaikan kewajiban saling berkonflik. Dorongan alogistikonakan memaksa manusia menuruti sifat mortal dan irasional, tetapi tidak berarti bahwa dorongan logistikon tanpa hasrat sama sekali. Logistikon dapat menderitasesuatu (pathos) juga melakukan sesuatu (ergon). Hasrat dalam dorongan logistikon tetap melibatkan proses berpikir yang rasional. Proses tersebut menghasilkan hasrat spesifik yang akan membimbing seseorang memutuskan perkara berdasarkan timbangan yang teliti. Oleh karena logistikon mengandung sifat pathe yakni menderita sesuatu, dia dapat melakukan (ergon) melakukan sesuatu. Misalnya dengan berpuasa, orang menjadi peka terhadap penderitaanorang lain. Baik dalam konteks rasa lapar dan haus yang diderita kaum papah, atau konteks melatih jiwa sehingga berkemampuan menyingkap kebenaran di balik realitas yang tampak rutin dan wajar.
Hamka dan Prinsip Platonian
Penyelidikan mengenai jiwa dan fungsi-fungsinya serta pengelolaannya tidak saja menjadi minat Platon. Hamka, yang juga membaca pendapat-pendapat Platon tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh Platon atau yang disebut Hamka denganPlatonisten (Hamka, Tasawuf Modern, 1990:37). Meski dalam karangannyaTasawuf Modern, lebih tampak secara eksplisit Aristoteles daripada Platon.Maksud Hamka dengan Platonisten mungkin saja adalah Sokrates dan Platon.Empat sifat Platonisten yang disinggung oleh Hamka adalah hikmat, keberanian, kehormatan (‘iffah), dan adil. Kebahagiaan menurut kelompok Platonisten disebabkan oleh empat sifat utama manusia tersebut. kesuburan pokok pada empat sifat keutamaan tersebut akan “menumbuhkan banyak dahan dan ranting”(hlm.38)Empat sifat keutamaan yang demikian akan merawat manusia pada penderitaan-penderitaan.
Pokok-pokok pikiran Platonian tersebut digunakan Hamka untuk menjelaskan anasir-anasir kebahagiaan. Penderitaan manusia disebabkan oleh tubuh sebagai tanda dari jiwa terikat. Padahal selama jiwa tidak diganggu oleh nafsu-nafsu yang membuatnya menderita keinginan-keinginan, jiwa dapat mencapai kebahagiaan. Penafsiran Hamka demikian sangat jamak ditemukan dalam interpretasi-interpretasi pemikiran Platon (bdk, T.M. Robinson, Platon Psychology, 1995). Dalam Phaidon, “pendengaran, pandangan, rasa sakit, rasa nikmat” dapat mengganggu jiwa (A. Setyo Wibowo, 2010:72).
Hamka menyatakan bahwa untuk dengan menggunakan rasio atau akal, manusia dapat membebaskan diri dari kehendak nafsu-nafsu rendah. Hamka menyatakan “kepada akal itulah bersandar segala perkara yang wajib dia lakukan atau wajib dia tinggalkan” (Falsadah Hidup, 2015:8). Rasio atau akal membuat manusia harus melakukan apa yang tidak dia kehendaki. Saat berpuasa, tubuh menghendaki pemuasan-pemuasan tertentu seperti makan, minum, dan aktivitas seksual. Tetapi manusia yang memilih berpuasa (lengkap dengan segala peraturan-peraturan yang melarang pemuasan tersebut) akan menunda pelaksanaannya (makan, minum, seks). Puasa juga melarang berkembangnya hasrat harga diri dari jiwa (thumos) yang berlebihan. Artinya saat orang berpuasa, kehendak untuk memamerkan ibadah tidak diperbolehkan. Akal harusnya menuntun manusia untuk tidak berperilaku riya’ dalam ibadah.  
Optimalisasi fungsi akal atau rasio dalam mengatur konflik internal jiwa menurut Hamka sama pentingnya dengan yang diungkap oleh Platon. Puasa, sebagai proses latihan atau proses melatih diri, dan jiwa.  
Bibliografi
Hamka, Falsafah Hidup, Jakarta: Penerbit Republika, 2015.
______, Tasauf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.
______, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996.
Hamka, Irfan, Ayah, Kisah Buya Hamka, Jakarta: Penerbit Republika, 2013.
Setyo Wibowo, Agustinus, Arete: Hidup Sukses Menurut Platon, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
____________________ (Penerjemah dan Penafsir), Mari Berbincang Bersama Platon: Keberanian (Lakhes), Yogyakarta: iPublishing, 2011.
_____________________ (Penerjemah dan Penafsir), Platon; Xarmides (Keugaharian), Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2015.
6

Friday, January 31, 2014

Aktualisasi Indekx Demokrasi DIY


Gula Lebih Berbahaya daripada Rokok?

Oleh Hernowo


Masih ingatkah Anda dengan Prof. Dr. Hiromi Shinya? Profesor Hiromi adalah seorang dokter yang membuat bukuThe Miracle of Enzyme (Qanita, 2007). Edisi terjemahan Indonesia buku Profesor Hiromi tersebut sangat laris. Pada Mei 2009, Dahlan Iskan—kini Menteri BUMN yang popular dengan “Manufacturing Hope”-nya—menulis artikel di dunia maya dengan judul “Susu Sapi Bukan untuk Manusia”. Artikel Dahlan Iskan tersebut mendapat inspirasi dari buku Profesor Hiromi.


Di paragraf awal, Dahlan Iskan menulis, “Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu—-kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu? ‘Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,’ ujar Prof. Dr. Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama.”


Apakah artikel Dahlan Iskan membuat buku Profesor Hiromi sangat laris? Saya tidak tahu. Yang jelas sebelum Dahlan Iskan menulis artikelnya, buku Profesor Hiromi sudah laris. Kini, setelah Profesor Hiromi, muncul lagi satu lagi dokter asal Jepang yang menulis buku. Dokter itu bernama Yoshinori Nagumo dan bukunya berjudul ‘Kufuku’ Ga Hito O Kenko Ni Suru(Sunmark, 2012). Oleh Penerbit Qanita, buku Yoshinori tersebut diterjemahkan menjadiMakan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda (Januari 2014). Ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh Yoshinori. Salah satunya adalah gula ternyata lebih berbahaya daripada rokok.


“Tahukah Anda bahwa gula membuat tubuh kita cepat tua?” tulis Yoshinori di halaman 87. “Anda mungkin telah mengetahui dampak negatif rokok bagi kesehatan. Tetapi, tahukah Anda bahwa dampak negatif gula lebih buruk lagi? Mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat membuat gula darah kita membubung tinggi hingga melebihi 140 miligram/desiliter. Dampak negatif gula sebanyak itu setara dengan dampak yang harus ditanggung tubuh apabila seseorang mengisap empat batang rokok.

“Sel-sel yang terdapat di pembuluh darah akan rusak akibat sifat racun gula. Racun itulah yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah, stroke, dan penyakit jantung koroner; serta dapat menambah timbunan lemak di organ dalam tubuh. Selain itu, gula juga dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah. Karena kolesterol berhubungan dengan hormon seksual, pengaruhnya akan langsung terasa.

“Peningkatan kadar kolesterol dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim dan kanker payudara pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Jadi, saya benar-benar berpesan agar Anda lebih mampu menahan diri dari makanan dan minuman manis. Berhentilah sekarang.”

Yoshinori—lahir dari generasi keempat keluarga dokter—adalah Direktur Umum Klinik Nagumo dan dosen di beberapa universitas. Ayahnya, Nagumo Yoshiro, adalah seorang pakar ilmu kecantikan di Jepang. Setelah lulus dari Jikei Medical University, Yoshiro menekuni pengobatan kanker. Pada 2013, dia dinobatkan menjadi Ketua Kehormatan Perkumpulan Antiaging Internasional. Selain menulis buku Makan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda, Yoshinori juga menulis buku Tampak 30-an Meski Telah Lebih dari 50 Tahun.[]

Friday, January 24, 2014

Mengapa Harus Membaca

Mengapa Harus Membaca ? Kegiatan membaca sangat diperlukan dalam membantu perkembangan kecerdasan anak. Kebiasaan membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Selain memberikan teladan, orang tua hendaknya mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan buku sejak dini. Kelak, ketika memasuki dunia sekolah, mereka akan lebih siap untuk membaca buku-buku pelajaran maupun buku pengetahuan lainnya.

Keluarga menjadi faktor penting dalam membentuk kebiasaan anak. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dirumah. Sejak usia 18 tahun, anak menghabiskan rata-rata 14% dari waktu hidupnya di sekolah dan 86% di rumah.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa rata-rata lulusan SMP telah menghabiskan waktu 15.000 jam untuk menonton TV.
Bandingkan dengan waktu yang dihabiskan dikelas yang hanya 11.000 jam (nielsen index). Ternyata waktu menonton TV tersebut lebih banyak dibanding waktu untuk mencapai gelar sarjana. (james trelease). Tak heran kalau anak mudah sekali meniru tingkah laku bintang iklan atau artis karena waktu interaksinya yang lama.
Kebiasaan menonton teve kurang memberikan dampak yang baik bagi anak. Gambar-gambar tv berubah cepat sehingga otak tidak sempat memproses imagae secara baik. Sumber cahaya yang berpendar dari tv meletakan belahan otak kiri dan kanan ke dalam gelombang alpha (slow wave of inactivity) yang merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kiri dan kanan.
Hasil besaran fisik yang dipencarkan media audio visual elektronik (medan magnet dan elektrik) masih jaus dibawah ambang yangg di izinkan WHO. Intensitas kebisingan televisi berpengaruh buruk terhadap memori jangka pendek, kemampuan membaca, dan konsentrasi.
Berbeda dengan menonton yang cenderung pasif, kegiatan membaca akan mengaktivasi kemampuan berfikir dan menganalisi. Dengan membaca, membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak. Membaca juga mampu menstimulasi rasa ingin tahu (kurositas) anak. Selain itu, membaca juga memberi peluang lebih luas untuk menstimulasi imajinasi
Sejak lahir manusia telah dibekali dengan otak yang super canggih. Dalam otak manusia, terdapat 100 milyar neuron, 1 trilyun sel glial, 1.000 trilyun titik sambungan sinaptik, 280 kuintiliun memori. Dari 100 miliar neuron atau sel saraf aktif masing-masing neuron itu memiliki hingga 20.000 koneksi.
Jika digunakan secara optimal, otak manusia mampu menampung informasi sebanding dengan 500 jilid ensiklopedia. Sayangnya, hanya sekitar 1% dari potensi dan kapasitas otak yang digunakan.
Sambungan saraf aktif akan mati jika tidak di rangsang dengan informasi baru. Semakin banyak dirangsang, sambungan sel saraf aktif akan terus berkembang.
sumber: http://www.bookadvisormizan.com/mengapa-harus-membaca.html

Halo Balita, selamat datang Derrida

David Efendi

Anakku masih di kandungan. Waktu itu masih berumur 5 bulan. Saya sebagai orang yang suka membeli dan membaca buku rasanya ingin memberikan hadiah buku menyambut kelahirannya. Tidak ada gambaran judul buku pasti pada awalnya. Lalu suatu saat, Rumah Baca menjadikan saya bertemu dengan banyak penerbit. Salah satunya adalah bertemu dengan penerbit dian semesta di Yogyakarta. Dari sana saya tahu banyak produk. Akhirnya saya dan istri, Rifatul Anwiyah memutuskan untuk membeli dengan uang yang sangat terbatas mengingat saya hanyalah seorang mahasiswa tanpa pekerjaan dan istri saya guru TK. Syukurnya, pembelian buku seharga 2,5 juta ini dapat dibayar dengan kredit. Inilah hadiah sangat berharga karena dibeli dengan keringat kami untuk menyambut kelahiran Derrida Hafiz Hanafi pada 24 September 2009. 

Pentingnya buku ini dapat dilihat atau dibaca di tulisan berikut di bawah ini adalah review produk dari MIZAN DIAN SEMESTA
Masa balita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak. Usia tersebut merupakan waktu yang tepat bagi anak-anak untuk mempelajari beraneka keterampilan, membentuk beberapa kebiasaan baik yang akan berpengaruh pada masa-masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitarnya.

Demi memanfaatkan masa keemasan ini secara optimal, orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal pula. Selain kemampuan dan pengetahuan, orangtua juga memerlukan media pendukung untuk membantu proses tersebut. Buku seri Halo Balita ini diharapkan dapat menjadi media pendukung bagi orang tua untuk mengoptimalkan proses pendidikan dan pengasuhan pada balita. Cerita-cerita pada buku ini dirancang khusus untuk mendorong anak dalam membentuk sikap mandiri serta mengenal nilai moral dan spiritual. Elemen-elemen pada buku ini juga dirancang untuk membantu mengembangkan berbagai potensi balita Anda.
Petunjuk untuk orangtua ini memberikan gambaran tentang tujuan dari cerita yang akan disampaikan pada buku ini. Pada bagian ini, juga disajikan tips-tips praktis untuk orangtua yang dapat diterapkan dalam melakukan pendampingan kepada anak sesuai dengan tema yang disampaikan serta memberi informasi penting tentang dunia balita.
Halaman interaktif menyediakan bagian yang bisa dibuka-tutup. Mengajak anak berinteraksi dengan buku, serta membantu menguatkan kesan anak terhadap cerita yang disampaikan.
Setiap halaman Buku Halo Balita dirancang agar anak mudah menangkap informasi yang disampaikan. Cerita disampaikan dengan kalimat-kalimat pendek dan pemilihan kata yang sederhana. Gambar ditampilkan dalam bentuk dan warna yang nyaman untuk anak-anak.
Secara keseluruhan, produk Halo Balita terdiri atas 26 jilid buku yang dibagi dalam 3 kategori, self help, spiritual dan value.
9 Jilid SELF HELP
Topik ini melatih kebiasaan dan kemandirian anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Aku Bisa Makan Sendiri
Aku Bisa Mandi Sendiri
Aku Bisa Pakai Baju Sendiri
Aku Berani Tidur Sendiri
Aku Bisa Merapikan Mainan Sendiri
Aku Suka Buku
Aku Selalu Hati-hati
Aku Berani ke Dokter
Aku Senang Keliling Kota
5 Jilid SPIRITUAL
Topik ini melatih anak melakukan aktivitas yang merupakan pengembangan awal keyakinannya dalam kehidupan beragama.
Aku Sayang Allah
Aku Sayang Rasulullah
Aku Bisa Shalat
Aku Belajar Puasa
Aku Cantik Pake Jilbab
11 Jilid VALUE
Topik ini melatih anak agar mulai memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dasar.
Aku Suka Menabung
Aku Anak Jujur
Aku Anak Pemberani
Aku Belajar Membuang Sampah
Aku Sayang Teman
Aku Sayang Bibi
Aku Anak Santun
Aku Sayang Keluarga
Aku Anak Sabar
Aku Suka Berterima Kasih
Aku Sayang Mio
Dalam satu kemasan Halo Balita, disertakan bonus tiga buah boneka tangan yang mewakili tiga tokoh utama alur cerita. Dus kemasan bisa dipergunakan sebagai panggung boneka. Permainan boneka ini merupakan bagian dari proses penguatan kesan anak terhadap cerita yang disampaikan.
Spesifikasi produk:
Terdiri dari 25 jilid (18 halaman per jilid) + 1 jilid panduan untuk orang tua
Ukuran 18 x 18 cm, Cover : hardcover, kertas isi dupleks tebal yang tahan air sehingga awet dan aman untuk balita.
Bonus 3 buah boneka tangan

Kolekasi Keluarga: Ensiklopedia Bocah Muslim

"anak-anak sangat senang sekali melihat dan berselencar dibuku yang kaya ilmu dan gambarnya kreatif. Inilah generasi baru pencinta buku yang akan menjauhkan anak-anak dari budaya nonton TV. Keluarga harus punya"
-David Efendi, aktifis literasi di Rumah Baca

Ensiklopedi Bocah MuslimBuku Ensiklopedi Bocah Muslim ialah buku referensi anak Muslim Indonesia pertama. Dan bahkan banyak orang bilang orang tua pun sangat perlu juga untuk mempelajari Buku Ensiklopedi Bocah Muslim ini selain untuk menambah wawasan juga untuk diajarkan kepada anak mereka. Ensiklopedi ini menyajikan dasar pengetahuan yang paling dibutuhkan oleh anak pada awal masa perkenalannya dengan dunia ilmu pengetahuan. Semua materi dalam buku Ensiklopedi Bocah Muslim disampaikan dalam kerangka tauhid (memandang sains dan agama bukan sesuatu yang terpisah). Dalam buku Ensiklopedi Bocah Muslim dilengkapi dengan berbagai elemen yang membantu pengembangan 9 kecerdasan. Sangat cocok sekali untuk mendampingi perkembangan kecerdasan anak kita.


Buku Ensiklopedi Bocah Muslim terdiri dari 15 (lima belas) Jilid buku. Tiap-tiap buku membahas tema bahasan yang berbeda-beda namun tetap mengutamakan untuk mengajarkan tauhid kepada anak-anak kita. Berikut ini ke 15 tema bahasan buku Ensiklopedi Bocah Muslim :
  1. ISLAM AGAMAKU
  2. TUBUHKU
  3. INDONESIAKU
  4. MASYARAKAT DAN BANGSA
  5. TOKOH IDOLAKU
  6. SEJARAH
  7. SENI
  8. MAMALIA
  9. BURUNG DAN SERANGGA
  10. REPTIL DAN AMPHIBI
  11. TUMBUHAN
  12. BUMI KITA
  13. ALAM SEMESTA
  14. SAINS
  15. TEKNOLOGI
Editor Ahli : 
KH. Miftah Faridl, DR. Moedji Raharto, DR. Taufikurrahman,
Museum Geologi, Yasraf Amir Piliang.
Editor Kepala :Irfan AmaLee

Kolekasi HAFIZ: Nabiku Idolaku

"Buku Audio yang sangat menyenangkan. Inilah buku yang mampu menjauhkan anak dari TV"
-David Efendi
NABIKU IDOLAKU (NBI) ialah buku kisah 25 Nabi yang terlengkap di Indonesia. Kisah-kisah para Nabi diceritakan dengan detail dan menarik. Kisah-kisah dalam buku NABIKU IDOLAKU disusun bukan saja agar anak-anak mudah menghafal kisahnya, akan tetapi juga mempermudah anak-anak anda agar mampu memahami pesan moral dari kisah para Nabi tersebut. Harapan setelah membaca buku NABIKU IDOLAKU ini adalah agar supaya anak-anak bisa menjadikan Nabi sebagai idolanya. Buku NABIKU IDOLAKU (NBI) juga dilengkapi game interaktif, quis, dan fakta menarik tentang para Nabi. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapapun yang menginginkan anak mereka mengenal lebih jauh tentang para Nabi sehingga tertanam kecintaannya kepada para Nabi sehingga harapannya mereka bisa meneladani kehidupan para Nabi.


Dalam buku NABIKU IDOLAKU (NBI) disusun dengan gaya penuturan kuat dengan bahasa yang menarik. Ilustrasinya sangat bagus dan dicetak full colour dan menggunakan hard cover. Cukup menarik bagi anak-anak anda.

NABIKU IDOLAKU dibagi menjadi 12 jilid buku lux:
  1. Nabi Adam a.s., Nabi Idris a.s.
  2. Nabi Nuh a.s. ,Nabi Hud a.s.
  3. Nabi Shaleh a.s. Nabi Luth a.s.
  4. Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ismail a.s.
  5. Nabi Ishaq a.s. Nabi Ayyub a.s.
  6. Nabi Ya’qub a.s. Nabi Yusuf a.s.
  7. Nabi Dzulkifli a.s. Nabi Syu’aib a.s.
  8. Nabi Yunus a.s. Nabi Musa a.s. Nabi Harun a.s.
  9. Nabi Ilyas a.s. Nabi Alyasa’ a.s.
  10. Nabi Daud a.s. Nabi Sulaiman a.s.
  11. Nabi Zakariya a.s. Nabi Yahya a.s. Nabi Isa a.s.
  12. Nabi Muhammad Saw.

Buku NABIKU IDOLAKU (NBI) dilengkapi dengan:
  • 1 Inner Box Buku Interaktif Kisah 25 Nabi Teladan Sepanjang Masa
  • 1 Inner Box Buku Interaktif Kisah Tokoh-Tokoh di Al Quran
  • 1 Master Box
  • 1 Smart E-Pen Pelangi Mizan
  • 1 CD Interaktif
  • 6 Jilid Buku Interaktif Kisah Tokoh-Tokoh dalam Al Quran
  • 1 Buku Main Yuk! Kisah 25 Nabi Sepanjang Zaman
Harga Rp. 5.937.500 Cash disc 20% jadi Rp. 4.750.000
Segera pesan buku NABIKU IDOLAKU (NBI) untuk anak-anak tercinta anda.